Pahami.id – Arawinda Kirana kembali muncul dengan mengaku sebagai korban pemerkosaan. Sebelumnya, Arawinda didakwa sebagai pelaku rumah tangga Amanda Zahra dan Guiddo Ilyasa.
Arawinda Kirana mengaku tak berani melaporkannya karena pelaku punya kekuatan yang begitu besar. Karena tidak terlahir dari keluarga kaya, Arawinda merasa tak berdaya menghadapi pelaku di pengadilan.
Pengakuan ketidakberdayaan Arawinda Kirana dibantah dengan fakta bahwa ia tak perlu punya banyak uang untuk melaporkan kekerasan seksual.
Di sisi lain, akun Twitter atau X @siTaatPajak membeberkan fakta bahwa Arawinda Kirana sebenarnya berasal dari keluarga kaya dengan berbagai buktinya. Yang pertama tentang pemilihan jurusan Aracinda Kirana di sekolah.
Arawinda Kirana diketahui pernah mengenyam pendidikan di Mandiri Independent Group School yang biaya pendidikannya Rp 100 juta per tahun dengan biaya awal Rp 16 juta. Ia juga kuliah di IKJ angkatan 2020 jurusan Televisi dan Film.
Arawinda Kirana pernah menjadi peserta Kursus Musim Panas Penulisan Skenario di Akademi Film New York selama empat bulan dan telah diterima di program studi film di Universitas Southern California.
“Hanya orang-orang kaya lintas generasi yang BERANI kuliah di bidang yang peluang profitnya kecil & butuh modal mahal untuk debut,” tulis akun @siTaatPajak pada Kamis (7/9/2023).
Selain itu, pekerjaan ibu Arawinda Kirana juga terungkap dari profil Linkedin miliknya. Sri Kushartinah Ariobimo, ibunda Aracinda, rupanya bekerja di PT Donggi Senoro LNG yang dimiliki oleh Pertamina.
“Sepertinya orang penting, sejak tahun 1991 dia bekerja di perusahaan migas,” sambung akun tersebut.
Gara-gara pekerjaan ibunya terbongkar, Arawinda Kirana dituding berbohong karena tak bisa melaporkan pelaku. Arawinda juga belum pernah bertemu dengan Amanda Zahra yang disebut-sebut menjadi korban seperti dirinya.
“Jangan bohong Arawinda, apa kamu tidak tahu ibumu bekerja di mana sebelum profil LinkedIn-nya dihapus?” penekanan pada akun @siTaatPajak.
Kontributor: Neressa Prahastiwi