Site icon Pahami

MI Cokroaminoto Surabaya Disegel, Sejak Juni 2022 Murid-muridnya Tak Bersekolah – Berita Jatim

Yayasan MI Cokroaminoto Bandel Tak Punya IMB, Eri Cahyadi: Yang Salah Siapa?

Pahami.id – Sejak Juni 2022, siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cokroaminoto sudah belajar di 3 rumah warga, karena tidak ada bangunan yang bisa digunakan siswa.

Meski belum menemukan tempat yang cocok untuk belajar, para siswa tetap melanjutkan proses belajar mengajar di 3 rumah di Kelurahan Petukangan Tengah, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

“Pasti 265 mahasiswa MI, kita pindah kesini dari bulan Juni (2022), jadi langkah yang kita baca di media itu salah. Bulan Juni kita pindah kesini karena ada renovasi, karena ada sumbangan dari alumni mahasiswa. , dan menyerahkan surat – surat tersebut kepada yayasan (Yayasan Pendidikan Islam),” ujar Azizah Handayani, guru kelas 6 MI Cokroaminoto, Selasa (17/1/2023).

Namun untuk menjaga kelangsungan proses sewa rumah yang digunakan untuk belajar mengajar, hanya dari biaya sekolah, bukan dari yayasan.

“Di sini yayasan malah tidak mengizinkan kami ikut campur, katanya tugas kami hanya belajar, jadi kami sewa di sini. Uang sewanya uang sekolah, bukan uang yayasan,” terangnya.

Meski begitu, banyak juga warga setempat yang membantu, karena MI Cokroaminoto adalah satu-satunya sekolah di dekat Petukangan Tengah, Surabaya.

“Jadi setiap bulan kami dana 1 juta untuk sewa 1 rumah, ini tergolong murah, karena pemilik rumah ini adalah Wali Mahasiswa. Bayangkan rumah di kawasan Ampel dengan harga segitu sangat murah,” ujarnya.

Selain mengontrak 1 rumah, sekolah ini juga menggunakan 2 rumah gratis milik dua orang guru, sehingga bisa membagi siswa kelas 1 hingga kelas 6.

“Karena setiap bulan kami selalu melakukan penilaian dengan guru, mengubah jam dan sebagainya, bahkan saat ujian situasinya bisa kondusif. Jadi tidak ada masalah sebenarnya, orang tua juga mendukung,” kata Azizah.

Selama proses pembangunan, YPI sendiri tidak segera mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB), sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) menyegel pembangunan sekolah MI Cokroaminoto.

Usai proses pemugaran gedung sekolah, 3 bulan lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyegelnya. Selotip masih tertempel di pagar bangunan yang direnovasi.

“Semua orang tua siswa mendukung, karena sebelum disegel pun kami sudah menggunakannya. Ini juga karena tidak ada bangunan lain, dan yang paling dekat adalah rumah warga,” terangnya.

Meskipun menggunakan 3 rumah dalam proses belajar mengajar, terlihat bahwa siswa menikmati proses belajar.

“Untuk kenyamanan relatif, kalau niat anak bangsa ingin diberkahi, tapi faktanya siswa kita sukses,” ujarnya.

Kontributor: Dimas Angga Perkasa

Exit mobile version