Pahami.id – Bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Wakil Bupati Lamongan KH. Abdul Rouf, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bergerak cepat mengambil keputusan untuk mengatasi banjir akibat luapan Sungai Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan, Jumat (24/2/2023) sore.
Gubernur Khofifah meninjau langsung situasi warga di Dusun Pujut, Desa Sidomulyo, Kecamatan Deket dilanjutkan dengan Pintu Air Kuro. Ia bersama Gubernur Kabupaten Lamongan memutuskan untuk membangun kembali Pintu Air Kuro yang kini kondisinya rapuh dan bocor karena dibangun pada zaman Belanda.
Pintu Air Kuro perlu segera dibenahi, karena merupakan salah satu simpul penyebab banjir akibat luapan Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan. Tak hanya itu, Khofifah juga menekankan pentingnya memiliki pompa air untuk menyeimbangkan sirkulasi air.
“Menurut penjelasan tim teknis, pintu air Kuro ini cukup signifikan. Saya lalu bertanya, bagaimana tingkat efektifitas pengurangan banjir di sini jika Pintu Kuro selesai. Berapa anggarannya dan berapa lama waktu pengerjaannya? to complete.,” kata orang nomor satu di Jawa Timur itu.
Setelah penyesuaian anggaran, Gubernur Khofifah mengambil kebijakan percepatan pembangunan Pintu Air Kuro dengan menggunakan kerjasama BTT (Unexpected Cost) antara Pemkab Lamongan dengan Pemprov Jatim sebesar Rp 65 miliar. Sepertiga anggaran berasal dari Pemkab Lamongan, sedangkan sisanya berasal dari Pemprov Jatim.
Gubernur Khofifah meminta agar proses pengerjaan secepatnya diselesaikan, karena banjir di Kabupaten Lamongan bisa stagnan hingga berbulan-bulan. Karena itu, hal terpenting harus dicari.
“Sungai Bengawan Jero ini bagian dari BBWS Bengawan Solo, jadi kekuatan sebenarnya ada di pusat. Kami serahkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk prioritas penanganan selama 3 tahun,” imbuhnya.
Oleh karena itu, setelah ini, mantan Menteri Sosial RI tersebut akan segera meminta izin kepada Kementerian PUPR agar pembangunan kembali Pintu Air Kuro dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Lamongan. .
Kedepannya, titik simpul lain seperti Bendungan Tanggul Ombo dan lainnya juga akan terurai hingga banjir di Kabupaten Lamongan benar-benar selesai.
“Kami berharap BBWS Bengawan Solo juga melakukan normalisasi dan pusat juga memperhatikan program penanggulangan banjir luapan Bengawan Solo yang dapat merendam beberapa desa di Kecamatan Deket dan Glagah selama berbulan-bulan. Mudah-mudahan program ini mendapatkan penguatan anggaran dari Pusat secepatnya.” Sementara untuk pembangunan kembali Pintu Air Kuro, Pemprov dan Kabupaten Lamongan tentunya akan menanganinya dengan seizin Pusat karena ini kewenangan Pusat. . Kami berharap ini menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi banjir yang bisa terjadi setiap bulannya,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, ada dua kunci penanganan banjir di Kabupaten Lamongan, yakni Pintu Air Kuro dan Bendungan Tanggul Ombo.
“Sekarang kita akan fokus ke Kuro Watergate. Karena sudah tua dan rapuh. Jadi harus secepatnya ditangani,” ujarnya.
Berdasarkan data terakhir BPBD Kabupaten Lamongan, banjir merendam 59 desa di 8 kecamatan, yakni Kecamatan Turi, Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Karangbinangun, Kecamatan Deket, Kecamatan Glaga, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Tripe, dan Kecamatan Laren.
Ketinggian air tercatat dari 16 cm hingga 75 cm. Ketinggian air tertinggi tercatat di Kampung Tiwet, Kecamatan Kalitengah. Akibat banjir ini, sebanyak 6.627 rumah terendam. Selain itu, ada pula 55 gedung sekolah, 22 rumah ibadah, 8.424 kolam, serta 7 fasilitas kesehatan yang terdampak.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Pemerintah Kabupaten Lamongan siap menghadapi bencana banjir di Kabupaten Lamongan, khususnya untuk pembangunan kembali pintu air Kuro. Sejak masuknya laporan terkait kejadian banjir ini, sebanyak 4 buah pompa air telah digunakan untuk mengurangi ketinggian banjir. Selain itu, 42 pos kesehatan juga telah didirikan di setiap kecamatan.
Selain itu, Pemprov Jatim juga memberikan bantuan berupa sembako 600 bungkus, 60 bungkus baju, 10 bungkus higiene, pelangsing 2.000 buah, terpal 15 buah, popok bayi 8 dus, popok bayi 30 buah, tas jumbo, dan 25 pcs keset.
Sementara itu, Kepala Dusun Juput Suwanto mengucapkan terima kasih atas perhatian Gubernur Khofifah. Ia berharap pembangunan kembali Pintu Air Kuro bisa segera dilaksanakan dan warga terbebas dari banjir.
“Banjir terjadi di sini setiap tahun, tapi kali ini yang terparah. Terima kasih Ibu Gubernur sudah datang dan minta agar banjir ini segera ditangani,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan warga terdampak. Di hadapan Gubernur Khofifah, warga menyampaikan keresahannya. Perhatian utama mereka adalah sawah dan tambak. Pasalnya, banjir yang surut lama ini telah menyebabkan gagal panen selama bertahun-tahun dan menimbulkan kerugian yang tak terhingga.
Dengan hadirnya Gubernur Khofifah di Kabupaten Lamongan, warga berharap pemerintah setempat segera mengambil langkah konkrit untuk mengurangi banjir. Salah satunya, Sutardjo (65), menyuarakan normalisasi sungai Bengawan Jero dan Bengawan Solo agar banjir cepat surut.
“Dengan segala hormat, saya berharap kehadiran Gubernur di sini dapat mempercepat normalisasi sungai seperti penimbunan kembali agar sungai semakin dalam dan air cepat surut. Tahun lalu air baru surut setelah 6 bulan, tapi tahun ini airnya paling dalam. Kerugian penduduk sangat besar,” katanya.
Rupanya kehadiran Gubernur Khofifah turut memberikan semangat bagi warga terdampak.
“Pokoknya dengan gubernur di sini, kita semua kerja dulu,” lanjutnya.
“Kami tetap semangat, meski tambak ambles, sawah ambles, kami harus tetap semangat,” ujar beberapa warga lainnya saat berkunjung ke Gubernur Khofifah.