Pahami.id – Kebakaran hutan dan lahan melanda Gunung Penanggungan sejak Kamis (2/11/2023). Api dengan cepat merambat ke rumput liar dan tanaman kering.
Hingga Jumat (2/11/2023), api di Gunung Penanggungan belum bisa dipadamkan. Petugas bersama relawan masih berupaya memadamkan api.
Sekretaris Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Lestari Tamiajeng, Khoirul Anam mengatakan, saat ini masih terpantau titik api di atas Candi Selokelir.
Api semakin kecil namun belum padam karena kondisi di atas sangat kering, api sangat cepat menyebar, ujarnya, dikutip dari jaringan Beritajatim.com-Pahami.id, Jumat (11/3/2023).
Sebelumnya, api telah membakar rumput liar dan semak belukar di sisi selatan dan merambat hingga ke Puncak Bayangan. Petugas memadamkannya dengan menggunakan penahan untuk mencegah penyebaran api.
Khoirul Anam menjelaskan, pembatasan itu dilakukan pada jalur pendakian yang tidak banyak tanaman.
“Untuk Puncak Bayangan, situasi saat ini aman karena lebih dari 20 orang yang terdiri dari Petugas Pos, Manajemen SAR, Karang Taruna, Masyarakat dan relawan masih berupaya memadamkan api,” jelasnya.
Selain dengan penyekatan, pemadaman juga dilakukan dengan cara ‘gebyok’, yakni menggunakan batang pohon yang dipukul pada titik api.
Diakuinya, medan terjal membuat kebakaran hutan Gunung Penanggungan tidak bisa dipadamkan. Kondisi kering ditambah angin kencang semakin mempersulit petugas.
Sebelumnya, petugas gabungan dikerahkan untuk memadamkan api melalui tiga jalur pendakian.
Petugas dibantu relawan berangkat dari Tamiajeng dan Kedungudi di Kecamatan Trawas dan Pos Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro.