Pahami.id – Angga Yunanda menjadi aktor muda yang laris manis bermain di belasan film, sinetron dan serial. Tak hanya itu, ketampanannya juga membuat lelaki 23 tahun ini digandrungi banyak penggemar perempuan.
Lantas, apakah wajah tampan menjadi jalan pintas Angga Yunanda banjir projek akting? Ternyata tidak sesederhana itu.
Sebab, meski punya wajah tampan, Angga Yunanda juga mengalami beberapa kali penolakan. Bahkan ucapan tak enak seperti, dirinya yang tak pantas main film pun pernah didengar peraih penghargaan di Festival Film Bandung ini.
“Sampai sekarang masih sih. Tapi menurut aku dibawa santai aja,” kata Angga Yunanda saat berkunjung ke kantor Pahami.id, Jumat (14/7/2023).
Angga Yunanda pun tidak mau menyerah. Pembuktian kerja keras hadir dari sejumlah piala hingga didapuknya ia sebagai Duta FFI 2021.
Lalu, seperti apa perjuangan Angga Yunanda untuk sampai di titik ini? Berikut wawancara tim Pahami.id.
Sekarang sukses banget jadi aktor. Pernah ngalamin ditolak pas casting nggak sih?
Sering banget. Pekerjaan seorang aktor kan nggak lepas dari casting. Bisa aja sama teman yang ini untuk karakter yang sama. Tapi aku pribadi nggak pernah jadiin musuh atau apa.
Kalau ditolak gitu, suka ada omongan yang nggak enak? Semisal, maaf ‘ah nggak pantas nih main film?’
Sampai sekarang masih sih. Tapi menurut aku dibawa santai aja. Soalnya film pembelajaran yang nggak berhenti dan aku nggak boleh juga berpuas diri. Karena setiap hari, Nemu pengalaman baru, hal baru, wajar banget kalau performa ada yang beda.
Bagaimana nih cara Angga Yunanda legowo dengan omongan nggak enak serta penolakan kayak gitu?
Aku selalu open sama kritik. Nggak apa kalau belum bagus di mata orang. Berati ada yang harus aku upgrade dari sisi skill.
Kalau nggak dapet proyek, belum berjodoh. Itu jadi hal yang lumrah. Banyak banget kan aktor-aktor muda.
Karena balik lagi, karakter di film atau karya, punya jodohnya masing-masing. Kalau nggak lolos karakter itu bukan jodohnya.
Tapi kalau yang dari netizen, ambil hati nggak?
Aku nggak terlalu sering lihat, ada beberapa. Tapi aku tipe yang kalau sudah melihat komentar yang nggak enak, aku skip. Kalau kritik, aku baca. Kalau yang menjelekkan atau biar dia caper, nggak terlalu berpengaruh.
Daritadi, jawabannya positif vibe banget. Memang se-cinta itu ya sama dunia akting?
Kalau awalnya nggak sengaja, aku karier di 15 tahun dan mulai di sinetron. Tapi baru mulai kepikiran serius, jatuh cinta di akting pas main film.
Film jadi titik balik, pertama karakter beragam. Aku baru sadar kalau aku orangnya gampang bosan jadi lebih suka kerjaan yang dinamis.
Aku menemukan di film, itu juga kenapa aku bisa setahun dua atau tiga projek. Berati dalam dua bulan sekali aku menemukan hal baru, itu jadi salah satu kuncian kenapa suka film.
Ada 15 judul film dari awal karier. Mana yang paling susah dimainkan?
Kalau aku bilang yang terbaru, Catatan Si Boy. Karena gimana gabungin suatu hal baru ke karakter yang melekat di orang-orang. Gimana caranya bikin penonton yang baru untuk menerima.
Karena buat aku itu tricky banget untuk dilakukan. Kalau nggak berhasil, ya elu gagal. Ini tantangan terbesar untuk memerankan sosok yang melekat di pikiran banyak orang.
Kapok nggak sih?
Nggak sih, itu bikin aku semangat. Berharap ada banyak hal baru yang bisa aku temukan. Karena film Indonesia bisa berkembang jauh lebih baik.
Ngomongin soal film Indonesia, kemarin jadi Duta FFI, kok bisa Angga Yunanda yang terpilih? Tau kenapa alasannya nggak?
Wah kalau itu aku nggak tahu pasti. Karena dipilih sama kak Reza Rahadian dan komite lain. Itu pilihan mereka ke aku dan lain, karena mewakili generasi muda di perfilman. Di tahun itu, semua dutanya pemain muda. Salah satu representasinya aku, mungkin
Sudah punya banyak film, jadi Duta FFI, ada piala penghargaan juga. Masih ada karakter yang mau diperankan nggak?
Kalau aku, hal menantang lain adalah genre komedi.
Aku belum pernah mainkan komedi, ya komedinya ada di aku. Aku yang punya peran humoris atau lucu. Buat aku, komedi adalah salah hal yang paling tricky dan susah.
Mungkin akan menyenangkan proses pengembangannya untuk mencapai titik orang tertawa berjamaah di bioskop.
Kan susah banget komedi, itu sesuatu yang harus ada seninya.