Pahami.id – Dunia maya dihebohkan dengan pengakuan seorang wanita yang kedapatan melakukan pemujaan setan di kota Malang.
Kisahnya ia ceritakan di channel YouTube Mystery Bells dengan judul ‘Go Viral!! Ada Aliran Pemuja Setan di Kota Malang??’. Siska mengaku pernah mengikuti seminar aneh dan hampir menjadi korban sekte tersebut.
Dalam laman YouTube yang dipandu host bernama Gilang, Siska menceritakan kejadian yang bermula pada tahun 2014. Saat itu, ia yang masih berstatus pelajar ingin mencari pekerjaan paruh waktu untuk mendapatkan penghasilan.
Siska dinasehati oleh temannya untuk mengajar di sebuah yayasan tutor. Tanpa curiga, dia bergabung. Namun kejanggalan mulai muncul ketika gaji yang diterima dirasa lebih besar dari biasanya di tempat pembinaan lainnya.
Khawatir ada kesalahan perhitungan gaji, Siska mencoba bertanya kepada pimpinan yayasan. Sejak pertama kali masuk, dia belum pernah bertemu dengannya. Namun upaya tersebut selalu gagal karena berbagai sebab.
“Akhirnya setelah 4-5 bulan bergabung, kami diundang untuk datang ke seminar tersebut pukul 23.00,” ujarnya dalam video yang dikutip, Selasa (16/1/2024).
Menurut Siska, seminar tersebut diadakan di salah satu hotel di Kota Malang. Saat itu, dia tidak curiga dan memutuskan untuk pergi memenuhi undangan tersebut.
Sesampainya di lokasi, Siska tidak sendirian. Diundang juga tiga orang teman kelompok bimbingan belajar, yaitu S yang mengusulkan untuk bergabung dengan yayasan bimbingan belajar, serta A dan T.
“Saat saya sampai di hotel, saya kira ini bukan seminar. Seminarnya bukan seperti ini, karena saat saya sampai di pintu masuk, lilinnya sudah berjajar. Sepertinya mereka bukan tamu biasa,” ujarnya. .
Ia melihat daftar tamu yang berasal dari kalangan elite, termasuk profesor dan doktor. Saat itu saya tidak tertarik sama sekali, mungkin begitulah konsep hotel saat menyambut tamu dari luar, ujarnya.
Hingga tiba-tiba dia dan teman-temannya memasuki sebuah aula. Dari sinilah kecurigaannya mulai muncul. Ruang seminar didekorasi secara gelap dengan meja-meja yang tertata rapi. Selain itu, orang-orang yang hadir semuanya mengenakan jas hitam.
“Saya penasaran apakah ini pengikut setan atau aliran tertentu. Karena saat kami masuk ke aula, meja-meja sudah tertata rapi dan semua yang masuk memakai jas. Kecuali kami berempat yang memakai batik, karena kami langsung pulang. mengajar di sana,” katanya. .
Siska melihat kepala yayasan. Ia kemudian memberanikan diri bertanya soal seminar tersebut, termasuk soal gugatannya, apakah sudah disiapkan juga. Daripada mendapat jawaban, hanya sekilas saja.
Kecurigaan Siska bertambah setelah seminar sepi. Tidak ada yang berbicara. “Kalau seminarnya ramai, orang-orang ngobrol sana-sini, kali ini nggak ngomong, diam,” ujarnya.
Tak hanya itu, menurut Siska, temannya melihat 2 patung di depan pintu masuk yang dikiranya patung anjing. “Itu bukan anjing, saya lihat dari dekat. Itu patung Baphomet,” ujarnya.
Baphomet adalah dewa yang merupakan sosok okultisme dan satanisme. Siska dan teman-temannya yang penasaran berencana mengkonfirmasi lagi setelah seminar.
Acara akhirnya dimulai. Seorang pria berjas hitam dan bertopeng naik ke atas panggung. Pria itu mengatakan hal-hal yang tidak dia mengerti. Sikap para tamu yang hadir pun membuatku merinding.
Siska yang semakin paranoid dan risih dengan keadaan ini akhirnya mencoba pamit kepada ketua yayasan. Sekali lagi dia tidak mendapat jawaban, hanya menganggukkan kepalanya.
Tanpa pikir panjang, Siska dan teman-temannya segera keluar ruangan sambil jogging. “Satu ruangan menghadap ke arah kami. Lalu kami pastikan patung di depan pintu masuk itu benar patung Baphomet, di bawahnya ada sesuatu seperti cawan berisi darah,” ujarnya.
Keanehan kemudian mulai muncul setelah seminar tersebut. Ada banyak kejadian yang bikin merinding. Bahkan, ia nyaris tewas saat ditabrak bus usai mengalami kecelakaan saat mengantar ibunya ke pasar.
Lalu ini cerita teman saya yang mengundang saya, inisialnya S, dia anak Pasuruan. Dalam cerita itu dia meninggal, ujarnya.
Temannya berinisial S meninggal tak lama setelah seminar karena penyakit yang tidak diketahui.
Dua bulan sebelum temannya meninggal, Siska mengaku sempat mendatangi kantor pimpinan yayasan. Ia menemukan dokumen lengkap tentang dirinya dan 3 temannya, termasuk S.
“Di kertas itu tertulis nama, tanggal lahir, waktu lahir, weton. Di kertas buram, tinta merah, saya masih ingat. Di situ tertulis waktu kita akan meninggal,” jelasnya.