Site icon Pahami

Hasjim Djojohadikusumo Buka Suara Mengenai Sosok Cawapres Prabowo Subianto – Berita Jatim

Hasjim Djojohadikusumo Buka Suara Mengenai Sosok Cawapres Prabowo Subianto

Pahami.id – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo buka-bukaan soal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Ia menyebut beberapa nama yang berpotensi mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.

Soal calon wakil presiden Pak Prabowo, saya kira pertama-tama sudah bukan rahasia lagi kalau Mas Gibran adalah salah satu calon wakil presiden. Saya kira sudah bukan rahasia lagi, ada Pak Erick Thohir, Bu. Khofifah, Bu Gubernur, dan mungkin ada yang lain, tentu saja. “Ada Pak Airlangga dari pendukung,” kata Hasyim saat ditemui di Surabaya, Jumat (29/9/2023).

Saat ditanya cocok tidaknya Prabowo dipasangkan dengan Gibran Raka Bumi Raka, adik laki-laki Prabowo ini mengatakan, semua orang bisa ideal dan cocok satu sama lain.

“Apakah dia ideal, calon wakil presiden yang ideal? Saya kira kita semua bergantung pada keputusan Mahkamah Konstitusi yang kita semua tunggu. Namun, menurut saya semuanya sudah ideal, tapi apa yang dibawakan Mas Gibran? Salah satunya adalah itu dia masih muda, politisi,” kata Hashim.

Dalam kesempatan tersebut, Hashim menjelaskan, pasangan Prabowo-Gibran bisa saling melengkapi. Apalagi melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing.

“Pak Prabowo politikus senior, 72 tahun, penuh pengalaman, pengalaman manis, pengalaman pahit, menurut saya idealnya, kita semua harus punya pengalaman pahit, tidak semua pengalaman manis. 72 tahun, Mas Gibran masih 36 tahun. Ini bisa seimbang, jadi menurut saya bagus sekali,” jelasnya.

Menurut Hashim, Gibran masih minim pengalaman di dunia politik. Namun, jika nanti Prabowo menjadi Wakil Presiden, pengalamannya akan bertambah.

Pengalaman, mungkin Mas Gibran kurang pengalaman, tapi sebagai wakil presiden lima tahun atau lebih, pengalamannya bisa lebih banyak, ujarnya.

Melihat hal tersebut, Hashim menegaskan pasangan calon presiden Prabowo-Gibran adalah yang paling ideal. Saya pikir itu ideal, katanya.

Kontributor: Dimas Angga Perkasa

Exit mobile version