Pahami.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melaksanakan pekerjaan panen padi bersama kelompok petani Tawang Raya di Desa Ngadirejo, Kecamatan. Kecamatan Lapangan. Tuban, Rabu (8/3/2023).
Secara keseluruhan, panen padi mencapai 9 ton per hektar dari luas panen 140 hektar. Hasil yang melimpah ini merupakan hasil dari varietas unggul yang dikembangkan yaitu varietas inpari (Padi Irigasi Bawaan) 32 HDB.
Beras jenis ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama adalah hasil yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan varietas lain dengan hasil rata-rata 7,6 ton/ha gabah kering giling (DKG) dengan potensi hasil 8,43 ton/ha GKG.
Dan yang kedua, varietas HDB inpari 32 ini juga tahan terhadap Penyakit Busuk Daun Bakteri (HDB) atau kerupuk nasi. Hal ini pula yang membuat beras ini disebut dengan varietas Inpari 32 HDB.
“Kami baru saja memanen padi varietas Inpari 32 HDB. Jumlahnya cukup besar yakni 7,6 ton dari 140 hektare lahan garapan,” kata Gubernur Khofifah.
Gubernur Khofifah melanjutkan, dunia saat ini menghadapi tantangan krisis pangan. Sehingga menjaga produktivitas beras di Jawa Timur yang merupakan lumbung pangan negara sangatlah penting.
Seperti diketahui, sejak 2020 produksi padi dan beras Jatim menjadi yang tertinggi secara nasional hingga 2022. Pada 2023, berdasarkan prediksi data BPS pada Maret-April, Jatim surplus beras 1,13 juta ton.
Produktivitas beras Jawa Timur sangat diharapkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Timur, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan 16 daerah lain di Indonesia Timur.
Oleh karena itu, untuk terus menjaga dan meningkatkan produktivitas beras dan padi di Jawa Timur, Gubernur Khofifah menekankan penggunaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) modern. Satu hal yang harus dimulai adalah penggunaan mesin Combine Harvester.
“Mesin Combined Harvester yang dioptimalkan bisa menekan susut 10-11 persen jika menggunakan pemanenan manual. Jadi, kalau dihitung total produksi gabah kita di Jawa Timur tahun lalu ada 9,8 juta ton. Kalau bisa dihemat 10 persen maka kita cari 0. . 98 juta ton. Di sinilah penggunaan Combine Harvester menjadi penting,” jelasnya.
“Jadi pada dasarnya segala sesuatu yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas gabah kita, mari kita dukung dan akan terus kita lakukan,” imbuhnya.
Selain alsintan, mantan Mensos ini juga berpesan agar pola tanam modern tetap dilanjutkan. Mulai dari proses pemantauan, pengenalan hingga intervensi apa saja yang dapat membangun keseimbangan hasil yang maksimal.
Dan yang tidak ketinggalan terkait dengan modal. Khusus untuk masalah ini, Gubernur Khofifah menawarkan petani untuk berpartisipasi dalam Kukesra (Kredit Usaha Keluarga Sejahtera) melalui Bank UMKM Jatim.
Sebab, mulai tahun ini petani bisa mengakses pinjaman berbunga rendah dengan nilai pinjaman maksimal Rp 50 juta. Dan, bunganya hanya 3 persen per tahun.
“Bunga 3 persen per tahun itu sudah di bawah KUR dan relatif ringan karena selisihnya ditanggung APBD Provinsi Jatim. Kalau Bupati setuju, direktur atau perwakilan Bank UMKM Jatim akan berkoordinasi,” jelasnya.
Selanjutnya soal pupuk, Khofifah menjelaskan dari 9 kategori pupuk, hanya 2 yang disubsidi. Sementara banyak petani yang membutuhkan SP36. Ia sendiri yang menyampaikan hal tersebut kepada Bapak Presiden Jokowi karena Sp36 akan mempengaruhi hasil panen padi.
“Aduan petani sudah kami sampaikan ke Presiden. Insyaallah kalau Presiden sudah ada hasil utama di Jatim minggu ini, akan saya laporkan lagi. Saat ini banyak hasil panen di bawah 70 karena sp36 dihilangkan dari kategori pupuk bersubsidi,” ujarnya.
Tak hanya panen, pada kesempatan itu Gubernur Khofifah bersama Bupati Tuban Aditya Halindra menjajal langsung pengoperasian mesin pemanen Combine Harvester. Alat ini merupakan alat pemanenan yang memiliki banyak fungsi. Diantaranya sebagai alat pemanen, alat perontok padi dan juga sebagai alat pembajak sawah.
Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra menyatakan berdasarkan data Dinas Pertanian potensi lahan sawah di kabupaten tersebut. Tuban mencapai 24.127 Ha. Sedangkan Panen Raya Padi yang dilakukan di Kecamatan Widang memiliki luas 2.226 hektar sedangkan di Desa Ngadirejo memiliki luas 245 hektar.
“Rata-rata satu hektar panen bisa menghasilkan 7,6 ton, bahkan luas panen saat ini bisa mencapai 9 ton/hektar,” ujarnya.
Menurut Bupati, sawah di Tuban dapat ditanami sebanyak tiga kali, dua kali tanam padi dan satu kali tanam hortikultura. Salah satunya adalah semangka yang kualitasnya sangat baik.