Pahami.id – DJ Verny Hasan menanggapi laporan polisi Denny Sumargo yang diduga mencemarkan nama baik hasil permintaan tes DNA ulang. Ia mengaku hanya mengikuti saran dokter terkait tes DNA ulang pada anak yang diduga selingkuh dengan presenter tersebut.
“Ada seorang ibu yang bertanya tentang hasil tes DNA anaknya yang tidak sama dengan ayahnya, lalu dokter ini menjawab wanita tersebut, ‘Jika ada keraguan dengan hasil tes DNA tersebut, silakan dilakukan tes lagi. ‘. Jadi apa yang dilarang (meminta tes DNA)?,” kata kuasa hukum DJ Verny Hasan, Jeffry Simatupang dalam jumpa pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (29/8/2023).
DJ Verny Hasan pun mengaku hanya ingin memperjuangkan hak anak untuk mengetahui siapa ayah kandungnya. Sejak sampai saat ini belum ada jawaban mengenai hal tersebut. “Apakah seorang ibu mau memperjuangkan hak anaknya?” lanjut Jeffry Simatupang.
Apalagi, Denny Sumargo sudah menyatakan kesediaannya untuk mengulang tes DNA. DJ Verny Hasan menyayangkan mengapa harus ada laporan polisi terhadap dirinya. “Kalau ada pernyataan kapan harus melakukan tes DNA, mari kita diskusi Hanya Oke Kenapa perlu lapor polisi?” kata Jeffry Simatupang mempertanyakan tindakan Denny Sumargo.
Sebaiknya kita duduk bersama, kita bahas mekanismenya bersama, kemana dan kapan, lanjut pria yang pernah menangani kasus Irawan Ferry itu.
Namun sejak laporan polisi sudah dibuat, DJ Verny Hasan menyatakan siap menghadapi proses hukum sambil menunggu jadwal tes DNA kembali bersama Denny Sumargo.
“Iya, kita hadapi. Sebagai warga negara yang baik, kalau dipanggil datanglah,” kata Jeffry Simatupang.
Seperti diberitakan, DJ Verny Hasan baru-baru ini mengungkit soal tes DNA anak yang diyakininya hasil perselingkuhan dengan Denny Sumargo. Melalui Instagram, DJ Verny Hasan meminta Denny Sumargo menjalani tes DNA lagi untuk membuktikan status putranya.
Aksi Denny Sumargo ditanggapi DJ Verny Hasan dengan melaporkan polisi ke Polda Metro Jaya pada 22 Agustus 2023 atas tuduhan pencemaran nama baik. Ia keberatan dengan cara DJ Verny Hasan mengangkat isu masa lalu dengan membuat gaduh di media massa.