Site icon Pahami

Buka Pencanangan Penerapan MTS, Gubernur Khofifah: Program Ini Bisa Meminimalisir Penggunaan Pupuk Kimia hingga 50% – Berita Jatim

Buka Pencanangan Penerapan MTS, Gubernur Khofifah: Program Ini Bisa Meminimalisir Penggunaan Pupuk Kimia hingga 50%

Pahami.id – Dibuka dengan pemukulan gong, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri Temu Lapangan, sekaligus meresmikan Deklarasi Penerapan Pengelolaan Tanaman Sehat (MTS) di Jawa Timur, di Desa Ngarjo, Kabupaten Mojoanyar, Mojokerto. Kabupaten, Kamis (7/9/2023).

Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah didampingi Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi. Dydik Jawa Timur Rudy Prasetya.

Program MTS merupakan upaya peningkatan produk ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan menerapkan strategi Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), melalui pengelolaan agroekosistem atau ekosistem pertanian di suatu kawasan.

Cara ini dilakukan dengan pendekatan terencana, komprehensif, integral dan berkelanjutan yang mencakup seluruh aspek ekologi, ekonomi, dan sosial.

Dalam penerapannya, MTS memperhatikan beberapa komponen di bidang pertanian yaitu perencanaan tanam, penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah yang baik, benih yang berkualitas, pengelolaan air, konservasi musuh alami seperti predator, parasitoid dan agen antagonis, serta observasi. dan pengendalian hama.

Gubernur Khofifah dalam sambutannya menyampaikan bahwa program yang telah dilaksanakan di lahan seluas 25 hektar ini dapat menjadi acuan penerapan MTS di daerah lain, karena program yang meminimalisir penggunaan pupuk kimia hingga 50% telah membuahkan hasil berupa Padi inpari 32 yang siap dipanen .

“Ini merupakan contoh penerapan MTS yang dapat menjadi acuan bagi provinsi dan wilayah lain. Oleh karena itu, tugas pemerintah kabupaten dan desa sangat penting di sini, ujarnya.

Menurut Khofifah, peluncuran MTS merupakan solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan pestisida. Apalagi saat ini ketersediaan pupuk bersubsidi semakin berkurang. Tak hanya itu, bahan kimia juga berdampak pada berkurangnya unsur hara pada lahan pertanian jika digunakan selama beberapa dekade.

“Jika kita ingin produktivitas tanaman tinggi, kita harus menambahkan banyak pupuk karena unsur hara di dalam tanah semakin berkurang. Sementara pupuk bersubsidi kini semakin berkurang. Oleh karena itu pupuk organik semakin dibutuhkan, selain mampu memulihkan ekosistem tanah, tanaman yang dihasilkan juga menyehatkan, ujarnya.

“Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki bisa menjelaskan terminologi dan diksi yang sangat ilmiah. Bagaimana cara memilih bibit, cara menjaga kesehatan tanaman dengan menanam bunga hias yang berfungsi sebagai refugia. Sehingga OPT menjadi bunga hias. Saya rasa begini juga berfungsi mempercantik format tanaman yang menyehatkan,” jelasnya.

Sekadar informasi, tanaman hias yang berfungsi sebagai refugia adalah bunga krisan, bunga kertas, bunga henna air, marigold, dan celocia yang merupakan sejenis bunga kuku ayam.

Lebih lanjut Gubernur Khofifah mengatakan, ilmu penerapan MTS yang telah berjalan selama satu musim tanam telah terserap dengan baik oleh para petani, sehingga diharapkan penyebarannya di berbagai wilayah di Mojokerto maupun wilayah lain di Jatim dapat semakin masif.

“Hal ini penting agar produktivitas pertanian dan perekonomian masyarakat juga dapat meningkat,” jelasnya.

Menurutnya, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, keberadaan serangan hama lebih terkendali atau menekan serangan serangga hama hingga 80%, yaitu 94 persen terkendalinya serangan tikus, serangan penggerek batang padi. adalah. Terkendali 36 persen, serangan wereng coklat 88 persen terkendali, serangan hawar daun bakteri 84 persen terkendali, serangan penyakit blas 100 persen terkendali.

Tak hanya itu, penerapan MTS telah meningkatkan kepadatan populasi musuh alami hingga 15 kali lipat dibandingkan pengelolaan kawasan konvensional. Sinergi pelaksanaan penanaman tanaman sehat di lokasi MTS menunjukkan adanya potensi penghematan kehilangan hasil akibat serangan hama hingga 12 persen atau secara umum produksi dapat ditingkatkan hingga 12 persen.

“Pelaksanaannya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Namun jika dilakukan dengan baik maka secara alami cacing dan belut akan mulai berkembang biak dan kemudian kijing (sejenis kepiting) juga akan hidup. “Ini tandanya tanahnya subur dan bisa tumbuh kehidupan di sana,” jelasnya.

Oleh karena itu, dukungan dan semangat sangat penting diberikan kepada para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Sri Rejeki serta seluruh tenaga pendamping lapangan yang terlibat.

“Saya kira selain dukungan materi, penting juga memberikan suntikan semangat. “Karena Kelompok Tani Sri Rejeki ini luar biasa,” ujarnya.

Usai pencanangan, Gubernur Khofifah langsung mengikuti pemanenan padi jenis Inpari 32 hasil penerapan MTS di lahan seluas 25 hektare. Selain memanen padi, Khofifah juga memanen semangka organik. Di rumah kaca seluas 110 meter persegi itu ditanam berbagai jenis melon antara lain Golden Langkawi, Rangipo, dan Inthanon. Semangka ditanam dalam jangka waktu 72 hari tanpa menggunakan pupuk kimia dan insektisida kimia.

Tak hanya memanen semangka, Gubernur Khofifah juga mencicipi semangka yang dipetiknya bersama Bupati Mojokerto Ikfina. Mereka terlihat menikmati manisnya dan kesegaran semangka organik. Sementara itu, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, sebelum dilaksanakannya MTS di Desa Ngarjo, Kecamatan Mojoanyar, belum ada yang mendorong masyarakat untuk berkunjung ke desa ini, sehingga dengan menjadikan Desa Ngarjo sebagai lokasi pilot project MTS oleh Dinas Pertanian Jatim. , diharapkan dapat mengembangkan potensi desa sebagai desa wisata.

“Saya berharap kepala desa juga bertanggung jawab untuk mengembangkan desa ini menjadi desa wisata yang fokus pada pertanian. Saya kira ini bisa dikembangkan karena sangat estetis dan memiliki peluang ekonomi yang luar biasa,” ujarnya.

Di sisi lain, Ketua Poktan Sri Rejeki, Muchsin secara langsung mengatakan MTS merupakan berkah bagi Kampung Ngarjo. Sebab dalam penerapan MTS, tanamannya harus sehat dan yang memakannya dijamin sehat. Namun diakuinya, perjalanan Poktan Sri Rejeki untuk mendapatkan program MTS melalui proses yang sangat berliku dan panjang. Misalnya melakukan uji tanah dan menambahkan kapur dolomit jika terjadi penurunan permukaan tanah.

“Banyak ilmu yang kami punya, ini juga menunjang produksi pupuk organik tambahan yang kami lakukan secara mandiri. Kami juga melakukan observasi tanah secara berkala seminggu sekali. Kami berharap tanaman kami tidak terserang hama. Kami mohon agar MTS menindaklanjutinya. ditingkatkan,” tutupnya.

Exit mobile version