Site icon Pahami

Bertemu Pihak Binus School Serpong, Kemendikbud Ungkap Status Terduga Pelaku Bully – Berita Hiburan

Pahami.id – Kemendikbud bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan KPAI hadir Binus Sekolah SerpongTanggerang Selatan.

Tujuan dari perwakilan pemerintah ini adalah untuk membantu penyelesaian kasus pengganggu melibatkan anak-anak Vincent Rompies dan beberapa siswa lainnya.

Saat ditanya status anak-anak tersebut di sekolah tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakili Catharina Girsang selaku Kapolri mengatakan, mereka masih berstatus pelajar di Binus School Serpong.

Salah satu pintu masuk Sekolah Binus, Serpong, Tangsel. [Pahami.id/Rena Pangesti]

“Sampai saat ini dia masih menjadi mahasiswa Binus. Karena proses hukum masih berjalan dan itu harus kita hormati,” kata Chatarina Girsang saat ditemui di Binus School Serpong, Tangsel, Senin (26/2/2024).

Di saat yang sama, awak media juga berusaha mencari penjelasan terkait pernyataan pengacara Vincent Rompies terkait Legolas yang diminta keluar sekolah.

Terkait hal tersebut, Catharina Girsang masih berdiskusi dengan pihak sekolah. Tentu saja dengan mengedepankan kepentingan anak-anak.

“Kalau ada orang tua yang rela, kita tidak bisa melarang. Yang terpenting berpihak pada anak, baik sebagai korban maupun anak pelaku,” kata Catharina Girsang.

Seperti diberitakan sebelumnya, putra Vincent Rompies Dia dikeluarkan dari sekolah.

Namun, baru-baru ini diketahui putra Vincent Rompies yang masih berstatus pelajar diminta keluar dari sekolah tersebut.

Kami diminta mundur, kata Yakup Hasibuan saat ditemui di Depok, Jawa Barat, Sabtu (24/2/2024).

Salah satu pintu masuk Sekolah Binus, Serpong, Tangsel. [Pahami.id/Rena Pangesti]
Salah satu pintu masuk Sekolah Binus, Serpong, Tangsel. [Pahami.id/Rena Pangesti]

Hal inilah yang kemudian disesalkan Yakup Hasibuan dan Vincent Rompies. Untuk itu, mereka tetap berupaya agar siswa kelas 3 SMA bisa tetap bersekolah.

“Sebenarnya yang penting, minggu depan ujiannya lho. Jadi bayangkan belajar dari kelas satu sampai kelas tiga, dan sekolah seharusnya membimbing dan memberi petunjuk, tapi sayang sekali ini bias (mengajak berangkat), ” tutupnya.

Exit mobile version