Site icon Pahami

Banjir Bandang Sapu Air Terjun Madakaripura, 6 Desa di Probolinggo dan Pasuruan Terancam Krisis Air – Berita Jatim

Banjir Bandang Sapu Air Terjun Madakaripura, 6 Desa di Probolinggo dan Pasuruan Terancam Krisis Air

Pahami.id – Banjir bandang jatuh Air Terjun Madakaripura di dalam Probolingo minggu lalu. Bencana tersebut tidak hanya memutus jalur wisata, tetapi juga merusak sambungan pipa air bersih warga di enam desa.

Banjir bandang terjadi pada Sabtu (27/1/2024) siang. Cuaca ekstrem menyebabkan banjir di wilayah tersebut.

Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, R Oemar Sjarief mengaku sudah melakukan penilaian terhadap kerusakan akibat banjir bandang di wilayah tersebut. Salah satunya, tembok penahan tebing sepanjang sekitar 60 meter dan tinggi 7 meter di Desa Negororejo roboh.

Selain itu, jalan di kawasan wisata Madakaripura juga mengalami longsor. Dua pipa air bersih Kampung Branggah juga rusak.

Pipa air bersih menuju Desa Negororejo juga rusak akibat banjir bandang. “Banjir juga merusak sawah. Selain itu, 2 unit sepeda motor warga juga ikut terbawa arus, namun ditemukan dalam keadaan rusak, kata Oemar, dikutip dari Suarajatimpost.com— Sahabat media Pahami.id, Senin (29/1/2024).

Oemar mengatakan, sedikitnya enam desa terdampak akibat rusaknya saluran air bersih akibat banjir bandang. Diantaranya ada dua desa yang masuk dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, yakni Desa Branggah dan Desa Negororejo.

Lalu empat desa di wilayah Kabupaten Pasuruan, yaitu di Desa Welulang, Watu Lumbung, Karangjati dan Desa Banjarimbo. BPBD telah mengalirkan air bersih ke warga. Sedangkan air minum untuk ternak diambil dari bak hujan.

Penjabat Kadisporapar Kabupaten Probolinggo, Bambang Heri Wahyudi mengatakan, banjir bandang di Madakripura telah merusak tiga jalan setapak menuju wisata air terjun. Oleh karena itu, kawasan tersebut ditutup sementara untuk wisatawan.

Berdasarkan hasil pantauan sementara, jalan setapak tersebut diketahui belum bisa diperbaiki. “Itu menurut penilaian kami, tapi dibutuhkan tenaga ahli,” ujarnya, disadur dari WAKTU Indonesia–mitra Pahami.id.

Ia akan berkoordinasi dengan pihak terkait karena kemungkinan tidak akan dibangun kembali jalan setapak tersebut. Aliran sungai di sisi Timur telah berubah dari sebelumnya di sisi Barat.

Jadi kemungkinan besar kalau jalan setapak itu harus dibangun kembali harus dilintasi dari sisi barat, lanjut Yudi.

Namun perpindahan ini berisiko karena wisatawan harus menyeberang ke seberang. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan akan dibuat rute atau lintasan baru.

“Setelah menemukan dan membuat jejak, kami melakukan uji coba bersama Forkopimca, Perhutani, Disporapar, dan pelaku pariwisata,” kata Yudi.

Baru setelah itu akan dilaporkan kepada Pj Bupati untuk memutuskan apakah jalur Wisata Air Terjun Madakaripura berikut ini akan dibuka atau tidak.

Exit mobile version