Pahami.id – Ali Mannagalli Parawansa adalah putra bungsu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dengan usia yang relatif muda dan pengalaman politik yang minim, ia langsung diberi mandat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jatim. Ia dilantik langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, pada 22 April 2022.
Dan dia juga diamanatkan sebagai ketua forum Demokrasi Milenial Jatim. Kurang dari setahun setelah menjabat, dia memilih keluar dari Demokrat.
Keputusannya keluar dari partai itu langsung viral setelah mengunggah video di akun pribadi Ali yang menyebut dirinya keluar dari DPD Partai Demokrat Jatim. Dan ada unggahan surat pengunduran dirinya.
DPD Demokrat Jatim akhirnya tak bisa membendung informasi tersebut. Mereka dengan tegas memastikan putra Khofifah sendiri keluar dari partai. Situasi ini bahkan dimanfaatkan oleh beberapa pihak lain. Berharap Ali akan melabuhkan partainya.
Situasi ini rupanya tak membuat Emil marah. Ia sangat santai menanggapi aksi Ali keluar dari partai. “Kita harus menghormati keputusannya (Ali Mannagalli Parawansa),” kata Emil, saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Senin (13/3/2023).
Secara pribadi, Emil mengaku sering berkomunikasi dengan Khofifah terkait perencanaan karir Ali. “Secara pribadi, komunikasi di belakang layar adalah hal yang tidak banyak diketahui orang. Jalur akademis dan profesional banyak dibicarakan,” ujarnya.
Karena itu, suami Arumi Bachsin itu sangat mendukung keputusan Ali. Ia sendiri tak ingin melarang semua keputusan yang diambil politisi muda itu. Dia tidak mau, karena dia ketua partai, jadi dia melarang Ali pergi.
“Saya harus melihatnya tidak hanya sebagai koalisi partai, tetapi secara pribadi. Jika Anda ingin jalan saya seperti saya di Bank Dunia, maka karena saya sekarang mengadakan partai, saya tidak bisa. Saya masih 22 tahun, Anda tahu, itu sama 22 tahun saya bekerja di Bank Dunia,” kata Emil.
Sementara itu, pengamat politik Agus Mahfudz Fauzi menilai Ali hanya punya kepercayaan diri sebagai anak Gubernur Jawa Timur. Selain itu, tidak ada. Padahal, tidak ada prestasi yang diraih selama setahun menjadi wakil ketua DPD Demokrat Jatim.
“Sesuai jabatan yang diberikan, Mas Ali perlu fokus untuk memajukan partai dan dirinya sendiri. Berkaryalah dengan jabatan yang diberikan. Sehingga bisa memudahkan dirinya dan partai,” ujarnya.
Menurutnya, Ali masih sangat labil. Bahkan menurutnya Ali merasa semua pihak membutuhkan dirinya. “(Ali) masih labil. Padahal yang dibutuhkan partai adalah satu dengan modal sosial yang besar. Selain modal lainnya,” jelasnya.
Bermodalkan nama besar orang tua juga menurutnya bukan modal utama. Khususnya untuk persiapan kontes pemilu 2024. Dengan sikap seperti itu, ia memperkirakan akan merugikan dirinya dan partai yang diikutinya nanti.
“Sebenarnya dengan status anak Bu Khofifah ini kita tidak bisa terlalu bangga. Tapi, kita bisa berperan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Sehingga kita bisa membantunya di Pilkada 2024 nanti,” ujarnya.
Kontributor: Yuliharto Simon Christian Yeremia
Kontributor: Yuliharto Simon Christian Yeremia